Kamis, 02 April 2015
Civic Education | Makna Burung Garuda
Apa makna dari burung
garuda?
Burung garuda
berwarna kuning emas mengepakkan sayapnya dengan gagah menoleh ke kanan. Dalam
tubuhnya mengemas kelima dasar dari Pancasila. Di tengah tameng yang bermakna
benteng ketahanan filosofis, terbentang garis tebal yang bermakna garis
khatulistiwa, yang merupakan lambang geografis lokasi Indonesia. Kedua kakinya
yang kokoh kekar mencengkeram kuat semboyan bangsa Indonesia “Bhinneka
Tunggal Ika” yang berarti “Berbeda-beda, Namun Tetap Satu“.
Secara tegas
bangsa Indonesia telah memilih burung garuda sebagai lambang kebangsaannya yang
besar, karena garuda adalah burung yang penuh percaya diri, energik dan
dinamis. Ia terbang menguasai angkasa dan memantau keadaan sendiri, tak suka
bergantung pada yang lain. Garuda yang merupakan lambang pemberani dalam
mempertahankan wilayah, tetapi dia pun akan menghormati wilayah milik yang lain
sekalipun wilayah itu milik burung yang lebih kecil. Warna kuning emas
melambangkan bangsa yang besar dan berjiwa priyagung sejati. Burung garuda yang
juga punya sifat sangat setia pada kewajiban sesuai dengan budaya bangsa yang
dihayati secara turun temurun. Burung garuda pun pantang mundur dan pantang
menyerah.
Legenda semacam
ini juga diabadikan sangat indah oleh nenek moyang bangsa Indonesia pada candi
dan di berbagai prasasti sejak abad ke-15. Keberhasilan bangsa Indonesia dalam
meraih cita-citanya menjadi negara yang merdeka bersatu dan berdaulat pada
tanggal 17 Agustus 1945, tertera lengkap dalam lambang garuda. 17 helai bulu
pada sayapnya yang membentang gagah melambangkan tanggal 17 hari kemerdekaan
Indonesia, 8 helai bulu pada ekornya melambangkan bulan Agustus, dan ke-45
helai bulu pada lehernya melambangkan tahun 1945 adalah tahun kemerdekaan
Indonesia. Semua itu memuat kemasan historis bangsa Indonesia sebagai titik
puncak dari segala perjuangan bangsa Indonesia untuk mendapatkan kemerdekaannya
yang panjang. Dengan demikian lambang burung garuda itu semakin gagah mengemas
lengkap empat arti visual sekaligus, yaitu makna filosofis, geografis,
sosiologis, dan historis. Dan faktanya, setidaknya ada 27 negara yang
menggunakan Garuda sebagai lambang negara!
Namun kini yang
ada "Garudaku Sudah malu untuk terbang, mengitari dunia. Karena rakyat
negaranya sudah melupakan asas pancasila. Rasa menghargai antar sesama bangsa
yang mulai hilang, demi kepentingan individual dan untuk kepuasan segelintir
orang."
Resume Film | Freeport
RESUME
FILM 1
“ FREEPORT “
By: Lili Hernawati
Film ini menceritakan kejadian 15
September 2011 yang merupakan hari mogok
kerja bagi para pegawai Freeport yang merupakan perusahaan tambang di Timika
Papua - Indonesia, aksi mogok kerja ini dilakukan karena gaji yang diperoleh
tidak sebanding dengan keuntungan perusahaan, iklim, resiko kerja, dan implasi.
Para pegawai menuntut kenaikan gaji
yang semula hanya $3,5/jam menjadi $7,5/jam, akan tetapi dari perusahaan hanya
mahu menambahkan 22 % kenaikan dari
semula. Hal inipun dinilai tidak adil karena upah pegawai dari luar Negeri lebih
tinggi dari pada pegawai dalam Negeri, padahal pekerjaan yang dilakukan sama
saja. Upah pegawai belanda 6,97 sedangkan orang Indonesia hanya mendapat 3,67.
Meskipun pendapatan yang diperoleh semakin bertambah setiap tahun, tapi tidak
ada kenaikan gaji sedikitpun untuk para pekerja yang bekerja siang dan malam.
Akhirnya dari perusahaan mensiasati pegawai yang mogok kerja tersebut dengan
sebuah peraturan yakni “yang mogok tidak dapat gaji, yang tidak mogok digaji lebih”.
Di Freeport terdapat 24 kategori
karyawan dengan gaji 3,3 juta untuk tingkat paling rendah yakni F1, sedangkan
5,5 juta untuk tingkat paling tinggi yakni A5. Seseorang yang sedang menjabat
di tingkat A5 menyebutkan bahwa dia membutuhkan waktu bertahun-tahun lamanya
untuk menempati posisi A5 dari pegawai biasa yang berstatus F1.
Ketika demo dilakukan, 1 orang
tewas akibat aparat keamanan yang semena-mena, mereka membawa senjata dan
menggunakan peluru-peluru ketika para pegawai hanya berusaha menyuarakan
keadilan ditegakkan. Sungguh miris terlihat saat itu, seolah-olah aparat
keamanan tidak memiliki hati nurani dan lebih memilih melaksanakan tugasnya
yang tidak masuk akal dengan cara kekerasan. Bahkan 10-14 juta million US
dollar dikeluarkan untuk mengupah tentara guna menembaki warga. Dalam hal ini,
hukum tertinggi adalah hati nurani.
Tragedi itu menyebabkan 11
kontraktor, 5 karyawan, dan 2 sipil meninggal dunia. Bahkan di akhir film tersebut dinyatakan terdapat 3
orang tewas yang belum diperoleh hasil otopsinya oleh pihak keluarga dari 360
warga yang tewas.
Film ini juga memperlihatkan bangsa
papua yang melakukan upacara untuk memisahkan diri dengan Negara Indonesia,
tepatnya pada hari Rabu tanggal 19 Oktober 2011 dilakukan kongres III di Papua
Barat yakni deklarasi papua barat yang menyatakan kemerdekaannya. Diceritakan
pula ibu-ibu yang meminta keadilan dan sampai membuat video untuk presiden SBY
pada saat itu. Hal ini terjadi tidak lain karena mereka merasa diperlakukan
tidak adil oleh Negaranya sendiri yang seharusnya menjaga mereka.
Selain itu, dalam film ini juga
menampilan beberapa pendapat pegawai terkait keberadaan Freeport di Papua. Seorang
pegawai yang bernama Estimus tabuni telah bekerja selama 11 tahun dengan gaji
3,4 juta/bulan, ia telah menjadi supir untuk pertambangan siang dan malam dan
tidak ada kenaikan gaji sedikitpun untuk kerja kerasnya; ada yang menyatakan
dijanjikan saham oleh Freeport ketika pensiun nanti, tapi ternyata setelah
pensiun tidak dibayarkan; ada pula yang menceritakan untuk 30 tahun masa
kerjanya, hanya dibayar 9 tahun; adapun yang sampai menuduh bahwa pengadilan
dibayar oleh Freeport karena ketidakadilan-ketidakadilan yang mereka terima.
Pada mulanya para pegawai berfikir menjadi kaya karena bekerja di tambang emas,
tapi ternyata malah semakin miskin karena gaji yang diterima tidak sesuai
dengan resiko kerja yang ada dan pendapatan yang diperoleh Freeport.
Bahkan pada masa tersebut, melalui
video amatir yang ditampilkan pada film ini terdapat penembak gelap yang masih
leluasa di Jayapura.
Resume Film | Kiri Merah Kanan Hijau
RESUME FILM II
“KIRI MERAH KANAN HIJAU”
By : Lili hernawati
Untuk
memperingati satu tahun kepergian Munir, diluncurkan film dokumenter yang berjudul Kiri Hijau Kanan Merah. Film ini lebih kepada pendapat
beberapa orang yang mengagumi perjuangan Munir. Munir pada film ini lebih
ditunjukkan tentang perjuangannya dalam membela HAM, meskipun begitu tidak
melupakan sosoknya yang berperan sebagai suami dari Suciwati dan sebagai ayah
dari kedua anaknya yang ditinggal ketika masih berusia kanak-kanak serta
sebagai teman yang mengagumkan. Masa kecil Munir yang pernah mendapatkan nilai
rendah, bahkan nilai 5 pada mata pelajaran bahasa Inggris juga ditampilkan,
bahkan pringkatnya yang bisa digolongkan 30 besar dari terakhir pun ditayangkan
dalam film ini. Diceritakan pula, saat dia tinggal di luar negeri, Munir masih
menggunakan bahasa Indonesia, barulah setelah dua tahun kemudian Munir mulai
fasih menggunakan bahasa Inggris. Munir dibunuh karena ingin menegakkan HAM di
Indonesia, hal ini pun ingin diungkapkan pada film ini.
Munir adalah pria sederhana yang bersahaja. Ia
merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara Said Thalib dan Jamilah. Ia adalah
seorang tokoh, seorang pejuang sejati, seorang pembela HAM di indonesia. Pria
kelahiran Malang, 8 Desember 1965 ini adalah seorang aktivis muslim ekstrim
yang kemudian beralih menjadi seorang Munir yang menjunjung tinggi toleransi,
menghormati nilai-nilai kemanusiaan, dan anti kekerasan.
Gelar SH didapatkannya dari sebuah universitas
terkemuka di Malang, Unibraw (Universitas Brawijaya). Selama menjadi mahasiswa,
Munir dikenal sebagai aktivis kampus yang sangat gesit. Ia pernah menjadi Ketua
senat mahasiswa fakultas hukum Unibraw pada tahun 1998, koordinator wilayah IV
asosiasi mahasiswa hukum indonesia pada tahun 19989, anggota forum studi
mahasiswa untuk pengembangan berpikir di Unibraw pada tahun 1988, Sekretaris
dewan perwakilan mahasiswa hukum Unibraw pada tahun 1988, sekretaris al-Irsyad
cabang Malang pada 1988, dan menjadi anggota Himpunan Mahsiswa Islam (HMI).
Munir mewujudkan keseriusannya dalam bidang hukum dengan
cara melakukan pembelaan-pembelaan terhadap sejumlah kasus, terutama
pembelaannya terhadap kaum tertindas. Ia juga mendirikan dan bergabung dengan
berbagai organisasi, bahkan juga membantu pemerintah dalam tim investigasi dan
tim penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU).
Beberapa kasus yang pernah ia tangani yaitu pada
kasus Araujo yang dituduh sebagai pemberontak melawan pemerintahan Indonesia
untuk memerdekakan Timor timur dari Indonesia pada 1992, kasus Marsinah
(seorang aktivis buruh) yang dibunuh oleh militer pada tahun 1994, menjadi
penasehat hukum warga Nipah, Madura, dalam kasus pembunuhan petani-petani oleh
militer pada tahun 1993, menjadi penasehat hukum mahasiswa dan petani di
Pasuruan, dalam kasus kerusuhan di PT.Chief Samsung, dengan tuduhan sebagai
otak kerusuhan pada tahun 1995, Penasehat hukum Muhadi (sopir) yang dituduh
melakukan penembakan terhadap seorang polisi di Madura, Jawa Timur pada 1994,
penasehat hukum para korban dan keluarga Korban Penghilangan Orang secara paksa
24 aktivis politik dan mahasiswa di Jakarta pada tahun 1997 hingga 1998,
penasehat hukum korban dan keluarga korban pembantaian dalam tragedi Tanjung
Priok 1984 hingga 1998, penasehat hukum korban dan keluarga korban penembakan
mahasiswa di Semanggi I (1998) dan Semanggi II (1999), penasehat hukum dan
koordinator advokasi kasus- kasus pelanggaran berat HAM di Aceh, Papua, melalui
Kontras. Termasuk beberapa kasus di wilayah Aceh dan Papua yang dihasilkan dari
kebijakan operasi Militer.Munir juga aktif di beberapa kegiatan advokasi dalam
bidang perburuhan, pertanahan, Lingkungan, Gender dan sejumlah kasus
pelanggaran hak sipil dan politik.
Munir adalah sosok pemberanni dan tangguh dalam
meneriakkan kebenaran.Ia adalah seorang pengabdi yang teladan, jujur, dan
konsisten. Berkat pengabdiannya itulah, ia mendapatkan pengakuan yang berupa
penghargaan dari dalam negeri dan luar negeri. Di dalam negeri, ia dinobatkan
sebagai Man Of The Year 1998 versi majalah UMMAT, penghargaan Pin Emas sebagai
Lulusan UNIBRAW yang sukses, sebagai salah seorang tokoh terkenal Indonesia
pada abad XX, Majalah Forum Keadilan. Semenatara di luar negeri, ia dinobatkan
menjadi As Leader for the Millenniumdari Asia Week pada tahun 2000, The Right Livelihood
Award (Alternative Nobel Prizes) untuk promosi HAM dan kontrol sipil atas
militer, Stockholm pada December 2000, dan An Honourable Mention of the 2000
UNESCO Madanjeet Singh Prize atas usaha- usahanya dalam mempromosikan toleransi
dan Anti Kekerasan, Paris, November 2000.
Munir wafat pada tanggal 7 September 2004, di
pesawat Garuda GA-974 kursi 40 G dalam sebuah penerbangan menuju Amsterdam,
Belanda. Perjalanan itu adalah sebuah perjalanan untuk melanjutkan study-nya ke
Universitas Utrecht. Tidak begitu jelas dipaparkan pada film ini siapa yang
membunuhnya, hanya saja kepergiannya membuat sedih berbagai kalangan, bahkan
seorang Iwan Fals pun sampai membuatkan sebuah lagu untuk mengenangnya meskipun
ia tidak begitu mengenal sosok Munir. Akan tetapi melalui berita yang pernah
say abaca melalui situs, Munir dibunuh dengan menggunakan racun arsenik yang
yang ditaruh ke makanannya oleh Pollycarpus Budihari Priyanto. Pollycarpus
adalah seorang pilot Garuda yang waktu itu sedang cuti dan pada saat keberangkatan
Munir ke Belanda, secara kontroversial ia diangkat sebagai corporate security
oleh Dirut Garuda.
Sampai sekarang, kematian seorang Munir, sang
Pahlawan orang Hilang, sang pendekar HAM ini masih sebuah misteri. Jenazahnya
dimakamkan di taman makam umum kota Batu. Ia meninggalkan seorang istri bernama
Suciwati dan dua orang anak, yaitu Sultan Alif Allende dan Diva. Sejak tahun
2005, tanggal kematian Munir, 7 September, oleh para aktivis HAM dicanangkan
sebagai Hari Pembela HAM Indonesia.
LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN KOMPONEN KURIKULUM
LANDASAN
PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN KOMPONEN KURIKULUM
A. LANDASAN
PENGEMBANGAN KURIKULUM
1. Landasan Filosofis
Menurut Prof.Dr.Hj.Mulyani
Sumantri, M.Sc. Filsafat berupaya mengkaji berbagai permasalahan yang
dihadapi manusia, termasuk masalah pendidikan. Filsafat pendidikan pada
dasarnya adalah penerapan dari pemikiran-pemikiran filosofis untuk memecahkan
masalah – masalah pendidikan.
Filsafat akan menentukan ke arah mana
perserta didik akan dibawa. Filsafat merupakan perangkat nilai-nilai yang
melandasi dan membimbing ke arah pencapaian tujuan pendidikan/ tujuan
pembelajaran ke depan.
2.
Landasan
Psikologis
Kurikulum harus dilandasi oleh psikologi sebagai
acuan dalam menentukan apa dan bagaimana perilaku peserta didik itu harus
dikembangkan. Karakteristik perilaku setiap individu pada berbagai
tingkatan perkembangan merupakan kajian dari psikologi
perkembangan. Perkembagan-perkembangan yang dialami oleh peserta
didik pada umumnya diperoleh melalui proses belajar. Dengan kata lain, landasan
ini ada sebagai jalan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang harus disesuaikan
dengan perkembangan psikologi peserta didik.
3.
Landasan
Sosiologis
Landasan ini ada karena setelah peserta didik
mendapatkan pembelajaran di sekolah, maka selanjutnya ia akan kembali ke
masyarakat untuk hidup bermasyarakat, oleh karena itu, setiap kurikulum yang
ada di sekolah harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Hal inilah
sebagai bentuk nyata dari hasil pembelajaran dan pendidikan di sekolah.
B. KOMPONEN
KURIKULUM
1.
Tujuan kurikulum
Tujuan kurikulum tiap satuan pendidikan harus
mengacu ke arah pencapaian tujuan pendidikan nasional, sebagaimana telah
ditetapkan dalam UUD No.2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional. Tujuan
kurikulum ini merupakan hal dasar yang harus ada, karena peserta didik akan
diarahkan untuk mencapai tujuan yang ada.
2.
Materi kurikulum
Materi kurikulum pada hakikatnya adalah isi
kurikulum (bahan yang diajarkan). Dalam Undang-Undang Pendidikan tentang Sistem
Pendidikan Nasional telah ditetapkan bahwa “isi kurikulum merupakan bahan
kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan peendidikan
yang bersangkutan dalam rangka upaya mencapai tujuan pendidikan nasional” (Bab
IX Ps. 39). Oleh karena itu, materi kurikulum ini dapat diartikan sebagai salah
satu upaya untuk megikhtiarkan tercapainya tujuan kurikulum yang telah dibuat.
3.
Metode
Metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan
materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.
4.
Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap penilain, sejauh mana
tujuan kurikulum yang telah ditargetkan dapat dicapai.
SUMBER BACAAN:
Hamalik,
Oemar. 2007. Dasar-dasar Pengembangan
Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.
______________. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Idi, Abdullah.2007.Pengembangan Kurikulum (Teori
dan Praktik). Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Nasution. 2006. Kurikulum
dan Pengajaran. Bandung: Bumi Aksara.
http://my.opera.com/dhaniklopedia/blog/2010/06/11/makalah-landasan-pengembangan-kurikulum
(melalui sumber: Sanjaya, Wina. 2009. Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta: Kencana.)
Oleh : LILI HERNAWATI
15.1.10.4.010 (Matematika
V.A)
Langganan:
Postingan (Atom)